Penelitian bertujuan untuk menganalisis besarnya nilai tambah produk kopi arabika dengan adanya hilirisasi, menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman petani dalam pengolahan produk kopi arabika (Analisa SWOT), merekomendasikan strategi pengembangan produk kopi arabika sehingga memiliki nilai tambah. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan metode hayami, matriks IFAS, matriks EFAS dan matriks SWOT. Hasil analisis nilai tambah pada usaha pengolahan kopi arabika di Desa Ketapanrame dan Desa Trawas menghasilkan nilai tambah kopi green bean Natural proses sebesar Rp 3.284,09 dengan rasio tergolong sedang yaitu sebesar 30,1%. Nilai tambah kopi bubuk metode Natural proses yaitu sebesar Rp 9.750,00 dengan rasio nilai tambah yang tergolong besar yakni 48,75%. Nilai tambah pengolahan metode Wine proses green bean sebesar Rp 10.022,06 dengan rasio yang tergolong tinggi yakni sebesar 56,79%. Nilai tambah pengolahan kopi bubuk dengan metode wine proses yaitu Rp 23.083,33 dengan rasio yang tergolong tinggi yakni 69,25%. Analisis matriks IFAS dan matriks EFAS pada usaha pengolahan kopi arabika di Desa Ketapanrame dan Desa Trawas menghasilkan 5 faktor kekuatan, 6 faktor kelemahan, 6 faktor peluang, dan 3 faktor ancaman. Strategi pengembangan sistem agribisnis kopi arabika di Desa Ketapanrame dan Desa Trawas berdasarkan diagram SWOT terletak di kuadran I (Agresif) dan strategi yang digunakan adalah strategi S-O (Strenght-Opportunities). Terdapat 3 strategi S-O yang dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha pengolahan kopi arabika di Desa Ketapanrame dan Desa Trawas yaitu dengan mengembangkan sumber daya yang dimiliki, meningkatkan kualitas produk, memaksimalkan kapasitas produksi untuk memenuhi pangsa pasar, serta menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan produksi dan pemasaran.

Kata kunci: kopi arabika, analisis nilai tambah, SWOT, strategi pengembangan.